KUCING PERSIA DAN PERANANNYA BAGI MANUSIA
I. PENDAHULUAN
Kucing, Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan. Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau Siprus. Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang manyimpan hasil panen. Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed), seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.
Persian cat atau lebih dikenal dengan kucing Persia, namanya mulai melambung tinggi seiring dengan minat masyarakat untuk memiliki kucing jenis ini khususnya di kota- kota besar. Bulunya yang tebal, halus dan lebat, disertai bentuk wajah yang bulat, hidung pesek, telinga yang kecil dengan jarak rentang yang sempurna dan dilengkapi dengan kedua mata bulat indah menjadikan kucing Persia primadona negeri ini. Lebih tepat dikatakan bahwa kucing jenis ini telah menjadi sebuah fenomena pada masyarakat Indonesia. Apakah itu mode atau trend, penentu status sosial hingga latar belakang pemuasan batin atau lebih tepat dikatakan cat lover. Dengan alasan – alasan tertentu mereka tidak segan mengeluarkan jutaan rupiah untuk mendapatkan seekor kucing Persia.
Dalam makalah yang saya susun guna memenuhi tugas mata kuliah sistematika dan anatomi vertebrata ini saya akan membahas salah satu contohnya yaitu kucing Persia.