Selasa, 27 November 2012


KREASI UNIK ANAK NEGERI

KREASI UNIK ANAK NEGERI
“If it doesn’t sell, it isn’t creative” by David Ogillvy

Keterbatasan ekonomi bukanlah halangan untuk mencapai sukses. Dengan kreativitas yang unik narasumber Kick Andy kali ini berhasil membuktikan bahwa sukses itu milik semua orang yang mau berusaha dan bekerja keras.
Dewi Tanjung Sari adalah pengusaha souvenir pernikahan yang cukup sukses dengan label “De Tanjung”. Memulai bisnisnya pada tahun 2003, ia fokus menekuni usaha daur ulang limbah yang saat itu sedang menjadi trend. Untuk memperkenalkan produknya, Tanjung terus melakukan inovasi di bidang pengolahan limbah diantaranya dengan memanfaatkan daun-daun kering dan kain-kain bekas. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, bisnisnya semakin besar dan bahkan berhasil meraih penghargaan dari dalam maupun luar negeri.
Sukses yang diraihnya sekarang merupakan buah perjuangan tanpa lelah yang ia rintis sejak masih dibangku SMA. Berasal dari keluarga sangat sederhana, Tanjung yang sudah menjadi yatim sejak bayi berjualan apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesuksesan yang diraihnya sekarang tidak membuat Tanjung lupa diri dengan mengasah jiwa sosialnya. Terbukti, untuk usaha produksi souvenirnya, ia memberdayakan beberapa para narapidana di LP Wanita Sukun, Malang.


MENYEBAR ILMU KE PELOSOK NEGERI

Berbuatlah sesuatu yang bermanfaat buat masyarakat semasa hidupmu. Dengan demikian kelak akan dikenang. Sepenggal kata bijak itulah mungkin yang ada di benak para pemuda – pemudi yang tergabung dalam gerakan Indonesia Mengajar.
Sejumlah pemuda dan pemudi itu menuju daerah-daerah terpencil di pelosok indonesia untuk mengabdi sebagai guru atau pengajar. Dan, tentu saja banyak cerita menarik dari para guru muda itu mengingat mereka sebagian besar berasal dari kota besar.
MENYEBAR ILMU KE PELOSOK NEGERI
Salah satu pengajaar muda yang tampil di Kick Andy kali ini adalah Patrya Pratama. Pemuda kelahiran kota Bandung 24 tahun lalu itu berhasil lolos seleksi masuk ke dalam Gerakan Indonesia Mengajar yang digagas Anies Baswedan, salah satu tokoh pendidikan di Indonesia. Ia ditempatkan di Desa Labuangkallo, Paser, Kalimantan Timur.


Aksi nyata bagi bangsa, sebuah Kisah inspirasi bagi kita

Untuk menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain, tak perlu menunggu menjadi sosok yang berkelebihan dan sempurna secara lahir. Peduli pada kaum yang termarjinalkan, turun tangan dan bergerak membantu mengentaskan, bahkan membawa mereka kepada kehidupan yang lebih baik, hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang memiliki hati, kerelaan berkorban, dan niat kuat untuk mewujudkannya.
AKSI NYATA ANAK BANGSA
SLB Fajar Amanah. SLB yang berdiri sejak tahun 2007 di wilayah Perawang Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak – Riau tersebut menempati bangunan yang sederhana. Berdirinya SLB ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh Muhammad Bakri, pria berkaki satu akibat amputasi karena kecelakaan kerja. Berawal dari kepeduliannya terhadap anak-anak difabel yang tidak tersentuh pendidikan, lahan dekat kuburan yang dia beli dari uang ‘amputasi’nya ditambah hasil menggadaikan sertifikat tanah miliknya, ia didukung oleh istrinya bertekad bulat untuk mendirikan sebuah sekolah anak-anak berkebutuhan khusus. Niat tulus Bakri ini pada mulanya mengundang cemooh orang. Tak hanya itu kendala datang ketika Bakri harus mencari murid. Dengan satu kaki, dia mengendarai motor untuk mengumpulkan murid dari pintu ke pintu. Tetap saja ia tak jarang mendapat penolakan dari para orang tua.