ARTIKEL ANATOMI TUMBUHAN
Pohon
Kapur (Dryobalanops aromatica) Penghasil Kapur Barus
Pohon
Kapur (Dryobalanops aromatica),
penghasil kapur barus (kamper) ternyata termasuk salah satu tanaman langka.
Pohon Kapur yang mampu menghasilkan kristal kapur barus dengan aroma khas ini
menempati status keterancaman tertinggi yakni Critically Endangered
(Kritis).
Pohon Kapur di
Kalimantan disebut juga sebagai Ampadu, Amplang, Kapur, Kayatan, Keladan,
Melampit, Mengkayat, Mohoi, Muri, dan Sintok. Di Sumatera selain disebut Kapur
atau Barus tanaman ini dinamai Haburuan atau Kaberun.
Dalam bahasa
Inggris tumbuhan ini disebut sebagai Borneo Camphor, Camphor Tree,
Malay camphor atau Indonesian Kapur. Sedangkan dalam bahasa
latin (ilmiah) nama resminya adalah Dryobalanops aromatica yang
bersinonim dengan Dryobalanops sumatrensis Kosterm., Laurus
sumatrensis JF Gmel., Arbor camphorifera Rumph., Dipterocarpus
Dryobalanops Steud., Dipterocarpus teres Steud, Dryobalanops
camphora Colebr., Dryobalanops junghuhnii Becc., Dryobalanops
vriesii Becc Correa., Pterigium teres, Shorea camphorifera Roxb.
Pohon Kapur (Dryobalanops
aromatica)
Pohon
kapur mempunyai ukuran yang besar dan tinggi. Diameter
batangnya mencapai 70 cm bahkan 150 meter dengan tinggi pohon mencapai 60
meter. Kulit pohon berwarna coklat dan coklat kemerahan di daerah dalam. Pada
batangnya akan mengeluarkan aroma kapur bila dipotong.
Daun Kapur
tunggal dan berseling, memiliki stipula di sisi ketiak, dengan permukaan daun
memngkilap, dan tulang daun sekunder menyirip sangat rapat dengan stipula
berbentuk garis dan sangat mudah luruh. Bunga berukuran sedang, kelopak
mempunyai ukuran sama besar, mempunyai mahkota bunga elips, mekar, putih
berlilin, dan memiliki 30 benang sari. Pohon Kapur memiliki buah agak besar,
mengkilap, dan bersayap sebanyak 5 helai.
Tanaman Kapur (Dryobalanops
aromatica) tumbuh di hutan dipterocarp campuran hingga ketinggian 300
meter dpl. Persebaran tumbuhan langka ini mulai dari Indonesia (pulau Sumatera dan Kalimantan) dan Malaysia (Semenanjung
Malaysia, Sabah, dan Serawak).
Tanaman Penghasil Kapur
Barus atau Kamper.
Pohon Kapur
atau Dryobalanops aromatica merupakan salah satu tanaman penghasil
kapur barus atau kamper selain tumbuhan Cinnamomum camphora. Kapur
barus dari pohon Kapur ini telah menjadi komoditi perdagangan internasional
sejak abad ke-7 Masehi.
Untuk
mendapatkan kristal kapur barus, dimulai dengan memilih, menebang, dan memotong-motong
batang pohon Kapur (Dryobalanops aromatica). Potongan-potongan batang
pohon Kapur kemudian dibelah untuk menemukan kristal-kristal kapur barus yang
terdapat di dalam batangnya. Mungkin lantaran penebangan yang membabi buta
kemudian pohon Kapur menjadi pohon yang langka.
Selain
menghasilkan kamper, Pohon Kapur juga dapat dimanfaatkan kayunya sebagai bahan
bangunan, perkapalan, dinding, dan lantai karena memiliki kualitas kayu yang
cukup baik.
Pohon Kapur yang Langka
dan Terancam Punah.
Pohon Kapur (Dryobalanops
aromatica) semakin sulit ditemukan di habitatnya. Pohon ini termasuk salah
satu tanaman
langka di Indonesia. Bahkan IUCN Redlist
memasukkannya dalam status konservasi Critically Endangered atau
Kritis. Status ini merupakan status keterancaman dengan tingkatan paling tinggi
sebelum status punah.
Kelangkaan dan
terancam punahnya spesies tanaman ini diakibatkan oleh penebangan yang membabi
buta untuk mendapatkan kristal kapur barus di dalamnya. Padahal kandungan
kampur dalam setiap pohon tidak sama, bahkan terkadang sangat kurang. Ancaman
lainnya diakibatkan oleh kerusakan
hutan dan kebakaran
hutan.
Klasifikasi Ilmiah.
Kerajaan : Plantae;
Filum : Tracheophyta;
Kelas : Magnoliopsida;
Ordo : Theales;
Famili : Dipterocarpaceae;
Genus : Dryobalanops;
Spesies :Dryobalanops aromatica..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar